Archive for Agustus 2016
EVALUASI BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
PENGERTIAN
EVALUASI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Secara bahasa Evaluasi berasal dari bahasa inggris , Evaluation yang
berarti penilaian atau penafsiran.
Evaluasi
adalah
suatu proses kegiatan yang terencana dan sistematis
untuk menilai suatu objek berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.
Sedangkan
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan
penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. TUJUAN
DAN MANFAAT EVALUASI PEMBELAJARAN
Dari
berbagai penjelasan secara bahasa dan istilah di atas bahwa Evaluasi memiliki
tujuan sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran
b. Untuk
melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi
yang disajikan
c. Untuk
mengetahui tingkat perubahan prilakunya
d. Untuk
mengetahui siapa di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga
yang lemah diberi perhatian khusus agar ia mampu mengejar kekurangannya. Oleh
karena itu, sasaran dari evaluasi bukan saja peserta didik tetapi mencakupi
pengajarnya( guru).
·
Sedangkan manfaat dilaksanakan evaluasi pembelajaran
ada beberapa hal :
a. Memperoleh
pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung/
dilaksanakan oleh guru.
b. Membuat keputusan berkenaan
dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran.
c. Meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas
keluaran.
3. PRINSIP-PRINSIP
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
Dalam mendesain dan melakukan proses atau kegiatan evaluasi seorang guru
hendaknya mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut:
a. Prinsip
berkesinambungan (continuity)
Maksud Prinsip ini adalah kegiatan evaluasi dilaksanakan secara
terus-menerus. Evaluasi
tidak hanya dilakukan sekali setahun atau persemester,
tetapi dilakukan secara berkelanjutan mulai dari proses pembelajaran dengan
memperhatikan peserta didik hingga ia tamat dari institusi tersebut.
b. prinsip
menyeluruh (comprehensive)
Prinsip ini maksudnya adalah dalam melakukan evaluasi haruslah melihat
keseluruhan dari aspek berfikir (domain
kognitif),aspek nilai atau sikap (domain afektif),
maupun aspek keterampilan ( domain psikomotor)
yang ada pada masing-masing peserta didik.
c. Prinsip
objektivitas (objektivity)
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa Objektivitas artinya mengevaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya,
tidak dipengaruhi oleh hal-hal lain yang bersifat emosional dan irasional.
Dalam mengevaluasi perlu adanya data dan fakta. Jika seorang guru memang
sukses dalam mengajar, maka guru tersebut harus mengakuiu bahwa dia sukses,
apabila belum sukses dalam mengajar, maka harus mengakui bahwa dia belum sukses
dalam mengajar.
d. Prinsip
validitas (validity)
Validitas artinya keshahihan yaitu bahwa evaluasi yang digunakan benar-benar
mampu mengukur apa yang hendak
diukur atau yang diinginkan. Validitas juga
selalu disamakan dengan ketepatan, misalnya untuk
mengukur partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bukan dievaluasi
dengan melihat nilai ketika ulangan tetapi dilihat juga mulai dari kehadiran,
keaktifan dan sebagainya.
1.
Jenis-Jenis Evaluasi
·
Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif sering diartikan
sebagai kegiatan evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu
pokok bahasan. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu proses
pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama
proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh
informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Dengan kata
lain, evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh
gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil
untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat (Aunurrahman, 2012:221)
·
Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih
dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta
didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel
mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu
periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran
yang diajarkan dalam semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang
studi (Aunurrahman, 2012:222)
·
Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada
pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik
dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun
akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai
input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai siswa. Pada tahap proses
evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih
belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini
agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi
diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi
yang telah dipelajarinya (Aunurrahman, 2012:222)
2. PROSEDURE EVALUASI HASIL BELAJAR
Tahapan prosedur evaluasi hasil belajar yang perlu dilalui seorang penilai
meliputi:
a. Persiapan
Seperti halnya setiap kegiatan atau tindakan
kependidikan selalu diawali dengan perencanaan atau persiapan, maka kegiatan
evaluasi hasil belajar juga diawali dengan persiapan. Pada tahapan persiapan
ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan evaluator, yaitu:
1.
Menetapkan pertimbangan dan keputusan
yang dibutuhkan
2.
Menggambarkan informasi yang dibutuhkan,
dan
3.
Menetapkan informasi yang sudah
tersedia.
b. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Prosedure yang perlu
ditempuh untuk menyusun alat penilaian tes adalah sebagai berikut:
1. Menentukan bentuk tes yang akan disusun,yakni kegiatan yang dilakukan
evaluator untuk memilih dan menentukan bentuk tes yang akan disusun dan
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
2. Membuat kisi-kisi butir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan evaluator
untuk membuat suatu tabel yang memuat tentang perincian aspek isi dan aspek
perilaku beserta imbangan/proporsi yang dikehendakinya.
3. Menulis butir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan evaluator setelah
membuat kisi-kisi soal.
4. Menata soal, yakni kegiatan terakhir dari penyusunan alat penilai tes yang
harus dilaksanakan oleh evaluator berupa pengelompokan butir-butir soal
berdasarkan bentuk soal dan sekaligus melengkapi petunjuk pengerjaannya.
c. Pelaksanaan Pengukuran
Adapun prosedur
pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut:
1.
Persiapan tempat pelaksanaan pengukuran
2.
Melancarkan pengukuran
3.
Menata dan mengadministrasikan lembar
soal dan lembar jawaban siswa untuk memudahkan penskoran.
d. Pengelolaan Hasil Penilaian
Prosedur pelaksanaan
pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut:
1.
Menskor, yaitu kegiatan memberikan skor
pada hasil penilaian yang dapat dicapai oleh responden (siswa).
2.
Mengubah skor mentah menjadi skor
standar.
3.
Mengkonversikan skor standar ke dalam
nilai.
e. Penafsiran Hasil Penilaian.
f.
Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi.
Kegunaan Evaluasi Belajar
1. Menilai
tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan.
2. Mengukur
peningkatan kemampuan dari waktu ke waktu.
3. Me-rangking
siswa berdasarkan pencapaian tujuan belajarnya.
4. Mendiagnosa
kesulitan – kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. Mengevaluasi
efektifitas metoda mengajar yang diterapkan.
6. Mengevaluasi
efektivitas kursus.
7. Memotivasi
peserta didik untuk belajar.
Tes
dalam evaluasi
Tes Formatif dan Tes Sumatif
Tes
formatif adalah tes yang dilaksanakan ketika program pendidikan sedang berjalan
yang bertujuan untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar.
Tes
sumatif adalah tes akhir program (semester, kenaikan kelas, kelulusan) yang
hasilnya digunakan untuk menetapkan apakah seorang siswa naik kelas atau lulus
dari suatu program pendidikan.
Kriteria Tes yang Baik
1. Valid
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang sebenarnya di ukur atau dengan kata lain dapat
dipertanggungjawabkan tingkat keasliannya.
2. Reliable
Kata lain dari reliable adalah keajegan suatu tes,
yaitu kemampuan tes dalam memberikan hasil yang konsisten meskipun telah ada
pergantian penguji.
3. Praktis
Praktis
disini meliputi dana, waktu, kemampuan penguji dan pengolah.
Patokan Acuan Norma dan Patokan Acuan
Kriteria
a. Patokan
Acuan Norma (PAN)
Standar penilaian yang dijadikan
dasar dalam menentukan nilai akhir dan kelulusan seseorang ditentukan dengan
hasil evaluasi seluruh peserta. Dengan kata lain, nilai yang diperoleh peserta
adalah relative terhadap seluruh peserta yang ditetapkan secara statistic
dengan distribusi normal atau tabel konversi.
Keunggulan :
peserta lebih banyak yang lulus atau memperoleh nilai tinggi.
Kelemahan :
b. Patokan
Acuan Kriteria
Adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dibandingkan dengan criteria yang sudah ada .
Keunggulan :
Kelemahan : karena
nilai siswa ditentukan berdasarkan criteria yang terstandar, bukan dibandingkan
terhadap teman sekelompoknya, maka bisa jadi siswa dalam satu kelompok gagal
semua.
Metoda Evaluasi
1. Tes
uraian
Tes uraian adalah satu-satunya cara untuk menilai
kemampuan siswa mengkomposisikan jawaban dalam suatu pernyataan atau kalimat –
kalimat yang objektif. Dari segi bentuk ada dua jenis tes uraian, yaitu uraian
jawaban terbuka (Extended Response) dan uraian jawaban terbatas ( Restricted
Response).
Contoh soal tes
uraian.
DNA tersusun atas rangkaian nukleotida (polinukleotida) ganda, yang membentuk tangga berpilin.
a. Apakah yang menyusun satu molekul nukleotida?
DNA tersusun atas rangkaian nukleotida (polinukleotida) ganda, yang membentuk tangga berpilin.
a. Apakah yang menyusun satu molekul nukleotida?
b. Buatlah bagan satu nukleotida yang
menunjukkan 13a?
2. Tes
objektif
Keunggulan :
a. Memiliki
realibitas yang tinggi.
b. Cepat
dan ekonomis dalam mengoreksi.
c. Mampu
mencakup daerah bahasan yang luas, karena jumlah soal bisa relative banyak
untuk waktu yang relative singkat.
Jenis tes
objektif :
a. Benar-Salah
Contoh:
B-S. Kekayaan lebih penting dari pada kepandaian
b. Pilihan
jamak/pilihan ganda
Contoh
:
1. Dibawah ini
adalah ciri-ciri enzim sebagai biokataliasator, kecuali ........
a. bersifat spesifik
b. kerjanya
dipengaruhi pH
c. kerjanya dipengaruhi suhu
d. pada akhir reaksi berubah sifat
e. membantu reaksi kimia dalam
tubuh
c. Jawaban
SIngkat atau Lisan
d. Menjodohkan
1. Matriks yang
terdapat didalam sitoplasma a. Transgenik
2. Bentuk larva
kedua dari cacing redia b. Sitosol
3. Capit
arachnida yang terdapat pada bagian mulut c. Genotif
4. Susunan
genetic yang dimiliki oleh organisme d. Pedipalpus
5. hewan dan
tumbuhan yang gen-gennya dari e. Planula
spesies lain
f. Mirasedium
3. Tes
psychomotor (skill objek test) atau tes praktek
Dalam bidang kejuruan terutama
siswa tidak hanya di didik untuk menguasai kemampuan yang bersifat teori tetapi
juga kemampuan praktek yang syarat muatan psikomotor. Oleh sebab itu evaluasi
belajar yang diterapkan juga harus meliputi evaluasi terhadap kedua kemampuan
tersebut, evaluasi teori dan evaluasi praktek.
4. KPA dan
KRA dalam tes psikomotor
Key Process Area (KPA) yaitu
salah satu lebih prosedur atau langkah dalam proses dari kegitan praktek yang
harus dikerjakan dengan benar atau memenuhi standar karena langkah tersebut
dinilai sebagai langkah kunci.
Key Result Area (KRA) yaitu satu atau
lebih hasil atau produk praktek atau tes psikomotorik yang harus benar dalam
arti memenuhi criteria atau standar yang telah diterapkan atau dinilai sebagai
hasil kunci.
Tingkat Kesulitan Tes
Adalah
tidak adil jika guru ketika menyelenggarakan tes tidak mempertimbangkan tingkat
kesulitan dengan minimal empat alasan :
a. Taksonomi
menggambarkan betapa kompleksitas pengetahuan berjenjang sesuai dengan jenjang
taksonominya yang juga menggambarkan tinkat kesulitannya.
b. Siswa
memiliki berbagai keterbatasan dan latar belakang kecerdasan dan minat yang
berbeda dengan temannya terhadap mata kuliah tertentu, sehingga menghadapi
kesulitan yang berbeda ketika mempelajari suatu mata pelajaran.
c. Aplikasi
kemampuan dalam kehidupan tidak semua membutuhkan jenjang tertinggi, oleh sebab
itu jenjang kemampuan yang rendah juga harus mendapat porsi dalam pengembangan
tes.
d. Banyak pakar
ilmu pendidikan mempercayai bahwa tingkat kemampuan masing-masing individu
dalam kelompok tidak sama dan secara umum memiliki kecenderungan mengikuti
prinsip distribusi normal.
Kisi-kisi Sosial
Kisi –
kisi soal adalah peta yang menggambarkan komposisi soal yang akan dijadikan
sebagai pedoman bagi pembuatan soal. Oleh sebab itu, kisi-kisi harus dibuat
sebelum soal disusun. Komposisi soal ditentukan berdasarkan berbagai aspek atau
variabel yang menurut hemat pembuat soal perlu dipertimbangkan.
Langkah langkah melengkapi kisi kisi
soal
a. Tuliskan
semua pokok bahasan yang diajarkan selama semester berjalan.
b. Tuliskan
alokasi waktu pembelajaran untuk setiap pokok bahasan.
c. Tetapkan
perbandingan jumlah skor untuk masing – masing jenis soal.
d. Tenyukan
jumlah skor maksimum ideal untuk setiap bentuk soal berdasarkan presentasinya.
Menentukan Nilai atau Memonten
Perlu dipahami
bahwa skor bukanlah nilai tes. Oleh sebab itu diperlukan perubahan skor menjadi
nilai atau ponten.
Macam – macam
nilai yang digunakan di perguruan tinggi di Indonesia ada tiga macam. Pertama, adalah nilai yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan mana prestasi siswa dikategorikan ke
dalam 5 kategori yang diberi label A,B,C,D,E. Kedua, nilai rentang 0-100 yang digunakan dalam perhitungan
nilai mentah sebelum dikonversi ke dalam nilai huruf. Ketiga, nilai dikonversi kedalam nilai huruf dan kemudian ke
nilai angka dengan skala 0-4.
Menentukan Nilai Akhir Mata Pelajaran
Banyak pakar sepakat
bahwa Nilai Akhir mata pelajaran atau Nilai Akhir mata kuliah bukan hanya
ditentukan berdasarkan hasil Tes Akhir saja, tetapi juga merupakan gabungan
dari berbagai tes dan juga nilai harian termasuk kehadiran trtugas yang
diberikan kepada siswa atau mahasiswa. Dengan lain perkataan nilai tersebut
mempertimbangkan nilai proses selama siswa atau mahasiswa mengikuti
pembelajaran.
Sumber:
Aunurrahman.
2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Dimyati, dan Mudjiono.
2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rin
eka Cipta.
Arikuntoro, Suharsimi.
1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam pengajaran.
Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, Nana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Gintings,
Abdorrakhman, Prof. M.Ed. M.Si. Ph.D. Esensi Praktis; BelajarPembelajaran. Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan
Sertifikasi Guru-Dosen,--Cet. 4; Bandung. HUMANIORA.